Saturday 24 April 2021

Elric! Bayi ke dua yang kulahirkan

Sebulan sebelum HPL, saya sudah berada di temanggung tempat orang tua saya karena memang rencana untuk melahirkan di sana. 

Selain untuk menjalankan tes wajib sebelum melahirkan yaitu hbsAg, HIV dan sifilis. Kemudian karena ini masa pandemi Covid19 maka ibu hamil wajib melakukan swab pcr sebelum melahirkan.

Hari itu, tanggal 18 Desember saya melakukan tes swab pcr di puskesmas Kec Bulu dan GRATIS. Bidan desa yang merekomendasikan, baru zetelah itu mendapat panggilan dari puskesmas. Pengalaman yang benar benar menyakitkan sambil meneteskan air mata. Haha. 

Tiga hari kemudian hasil swab dikirim by wa oleh bidan desa. Alhamdulillah negatif. Ayemm

Tanggal 21 malam, setelah menerima hasil swab, saya sedang bersama Fay minum air putih, kemudian tetiba asa semut besar bersayap lewat di depan mata. Sontak kaget bukan main. Tetiba keselek lah saya. Batuk nya keras banget. Eh setelah batuk keselek keras itu kok saya merasakan ada cairan merembes lewat jalan lahir. Auto panik donk. Dan cairan tersebut tidak berbau seperti urin. Wahh pikirku apa jangan jangan ini ketuban 😭

Udah sehabis itu perut kaku kaku pinggang pegel. Wah semakin tanda tanda kontraksi nih pikirku. Cemas donk. Di rumah cuman ada saya dan Fay. Bapak ibu sedang di tempat sodara yang meninggal (adeknya simbah) dan ayahnya anak2 di Solo. 

Langsung aja lah ayahnya anak2 langsung saya suruh nge gas malam itu juga ke Temanggung. Lah kalau saya lahiran gak ada dia bisa gawat. Siapa yang mau ngopeni Fay. Alhasil jam 11 malem tibalah ayahnya anak2 di rumah temanggung haha.

Paginya kami putuskan ke dr Hendro, Sp.OG berharap masih aman kandungan dan masih disuruh nunggu HPL. hasil USG menunjukkan kondisi kandungan masih bagus, ketuban jernih dan cukup, detak jantung bayi bagus. Namun, karena dikhawatirkan sudah bocor ketuban nya bisa mengakibatkan bayi terinfeksi karena sudah ada kontak dengan dunia luar. Dirujuklah saya untuk ke IGD PKU Parakan untuk melahirkan saat itu juga.

Di jalan udah pikiran aja, ini belum kerasa kontraksi berat pasti belum bukaan. Pasti diinduksi lah kalau ke RS. Pasti suakit banget. Pikiran kacau berkecamuk pokoknya dari tempat dr Hendro sampek rumah. Tapi terus terusan pula saya meyakinkan diri sendiri agar kuat dan siap menghadapi kemungkinan apapun. 

Sesampainya di rumah, saya mencoba berkomunikasi dengan Fay, bahwa mama harus melahirkan adek di rumah sakit dan Fay harus mau ditinggal mama sebentar. Surprisingly dia dengan tersenyum mengiyakan dan memberi support ke mama nya agar kuat melahirkan adek. Byuhhh bikin mewek. 

Ketika mengantar kepergian saya pun dia dengan senyum bahagianya dadah dadah ke saya. Hiks hiks mengingat dia ga pernah berpisah lama dengan saya, ini adalah momen mengharukan.

Oh iya, kami memutuskan untuk pindah rumah sakit dari PKU ke RSK Ngesti Waluyo karena pelayanan di RSK lebih cepat dan sigap. Ke UGD lah kami, mulai dikroscek2 dokumen kami dan disarankan pakai bpjs saja. Manut lah kami. Alhamdulillah bpjs solo bisa dipakai di temanggung karena sifatnya gawat darurat. Di RSK dokter kami dr Agung Budi, Sp.OG.

Saya diantar perawat ke ruang melahirkan, disana mulai ditanya riwayat hamil sebelumya dan riwayat kesehatan kehamilan. Sembari menunggu kedatangan dokter, detak jantung Elric dipantau terus menggunakan alat rekam jantung selama 45 menit. Alhmdulillah bagus.

Akhirnya dr Agung datang, menjelaskan tindakan yang harus dilakukan. Dan itu tentu saja INDUKSI. OMG. Dengan pasrah penuh ketakutan pun saya terima. Untung ada suami yang selalu menguatkan wkwkwk. Udah kebayang aja sakitnya. Jadi diinduksi itu kita disuntikkan semacam obat untuk merangsang kontraksi secara teratur sehingga jalan lahir terbuka. Rasanya??? Lebih Sakit dari melahirkan normal. I SWEAR!!!

Setelah 12 jam saya diinduksi ya Allah rasanya gilakkk!!! Sampek teriak2 gak karuan di ruang melahirkan hahahaha. Suami jelas ga tidur lah semalaman. Udah sesakit dan selemah itu kukira udah bukaan 10 wkwkwk dan ternyata sodara2 BARU BUKAAN SATU. Nyesek banget sumpah.

Dr Agung ngasih dua option. Pertama diinduksi lagi dengan kemungkinan kecil berhasil karena masih rapet. Dan kedua, SC. Dengan merebes mili yah say putuskan SC. Tenaga udah habis dan lemes untuk merasakan kontraksi buatan lagi. 

Well... Sumpah seumur hidup gak pernah mbayangin mau operasi. Masih kayak mimpi. 

Penderitaan pertama dimulai dari perawat yang memasang kateter. Sumpah. NO MORE LIKE THIS. pengen nangiss koar koar dah. 

Jam 10 mulailah giliran saya masuk ruang operasi. Masih seperti mimpi didorong ke ruang operasi, dibius lokal dan masuk ruang operasi. Sereem banget. Eh ternyata di ruang operasi itu full musik. Dangdut koplo pulak. Sumpah bikin mual. Ganti napa dengan relaxation music. Dan perawatnya super duper santai gak kayak di tipi2.

Mulai lah dokter masuk dan melakukan tindakan. Gak kerasa sama sekali pas dibelah2. Malah diajak ngobrol sam perawat yg lain tentang kuliah dan paa ngobrol tuh antara sadar dan gak sadar haha.

Tetiba ada perawat yang nyodorin bayi putih merah mungil. "Ibu... Ini bayinya..." Huaaa masyaAllah mrebes mili emakmu nak. Hiks2. Nah setelah bayi dikeluarkan hingga operasi selesai kayaknya 30 menitan lah. Saya sampai menggigil kedinginan.

Tuesday 14 July 2015

Gigitan Tomcat menyapa Fay

Nah... bulan ini pula Fay pertama kalinya berkunjung ke dokter anak. Mulanya, matanya merah, saya kira biasa digigit nyamuk. Tetapi lama lama mata Fay bengkak dan muncul ketombe atau bintik putih yang ada cairan di dalamnya. Saya diamkan selama 3 hari sembari saya olesi ASI sebagai antibiotik (takutnya kena blepbaritis seperti saya dulu). Namun, selama 3 hari itu mata Fay tidak kunjung membaik bahkan seperti melepuh. Luka nya juga melebar ke samping mata dan dahi. Kemudian kami memutuskan untuk membawa Fay ke dokter. Rencana.sih pengin ke dr Yulidzar di klinik bunda yang terkenal sebagai salah satu dokter anak recommended di solo. Namun, karena praktiknya sore, dan saya semakin khawatir dengan kondisi Fay maka kami memutuskan untuk membawanya ke RS Kasih Ibu Solo. Setelah antri panjang berkali kali akhirnya kami bertemu dengan dr Ardi, ternyata Fay positif terkena gigitan tomcat. Oh ya Allah kasian.Fay, pasti dia kesakitan dan panas lukanya. Lukanya melebar gara gara Fay sering ucek ucek mata kalau mengantuk akibatnya cairan bekas.gigitannya melebar sampai dahi. hehehe. Akhirnya dr.Ardi memberikan resep salep elocon untuk Fay. Tulisan di bungkus salepnya kok bertanda "K" ya, yang berarti obat keras. Oleh karena itu, saya googling dan ternyata elocon adalah obat ringan pereda peradangan di kulit. Bisa untuk jerawat juga hehe. Karena kandungan nya sangat ringan, maka aman pula untuk bayi.

Nah tantangan selanjutnya dimulai. Bagaimana membuat tangan Fay yang tidak bisa diam supaya tidak menyentuh wajah sehingga lukanya tidak semakin melebar. Saya selalu membedong dia ketika tidur kala itu. Agar tak mengenai salep yang saya oleskan ke wajahnya. Atau ketika dia terjaga saya kadang menyelipkan tangan Fay ke dalam celananya. hihihi alhamdulillah baik bedong maupun selipan di celana tak membuat Fay berontak ekstrim. Nah setelah 3 hari, alhamdulillah luka Fay kering dan berkoreng. Nah gara-gara keusilan Fay yang sulit dikendalikan, koreng di mata nya lepas satu persatu. Ah Fay ini... apa ya gak sakit nak? Oiya, selama sakit kena gigitan tomcat ini, Fay sama sekali tidak rewel malah selalu tersenyum ceria. Ah bahagianya mama punya kamu nak... kamu sungguh gadis yang kuat dan sholihah.

Perkembangan Motorik dan Verbal Fay usia 2 bulan

Fay mengalami kemajuan motorik dan verbal secara pesat di bulan ini. Dia sudah bisa tengkurap walau di kasur yang agak miring dan sudah bisa membenam-benamkan kepalanya di kasur untuk membalikkan badannya. Selain itu, pantatnya seringkali ia angkat seakan sudah ingin sekali ia beranjak dari posisinya di tempat tidur, mencoba berbagai posisi sampai kadang ia tertawa sendiri saking gembiranya bisa berpindah. Ah Fay... Mama sangat excited melihat kebolehanmu dan gayamu yang menggemaskan itu. Namun, jika di taruh di permukaan datar dan keras ia hanya memilih untuk memiringkan badannya saja dulu. Seringkali saya coba untuk menstimulasi ia supaya mau membenamkan kepalanya dengan menaruh mainan atau memukul lantai. Ah sepertinya Fay memang menyuruh saya sabar dulu.

Saat suasana hatinya sangat baik, ia akan menebar senyum pada siapa saja yang mendekatinya dan mengajaknya tersenyum. Tetangga sering menjuluki Fay sumeh (murah senyum). Sungguh cantik dan sholihah. Jika teramat bersemangat, ia pasti akan menghentakkan kaki nya dan memggoyangkan kedua tangan mungilnya dengan heboh. Hati saya pun sangat bersemangat dibuatnya.

Fay sudah mulai belajar menggengam. Ketika menyusu tangan nya selalu aktif meraih baju atau kalung yang saya pakai. Ia juga sangat suka sekali menjadikan jenggot ayah sebagai sasaran pegangannya. Ah lucunya Fay... >_<

Kemampuan verbal Fay juga meningkat. Kini Fay sudah mampu berteriak ketika kami ajak bicara. Ketika kami tirukan ocehannya, ia tambah bersemangat dan tersenyum gembira sambil menghentakkan kakinya. Wah Fay... Semakin menggemaskan sekali kamu.

Jangan menyerah dan semangat untuk belajar ya nak. Mama loves you.